Datsun Go Panca |
Otojatim.Com - Saat ini, dalam skema pertarungan Low Cost Green Car (LCGC), hanya Datsun Go Panca yang menawarkan dua tipe bodi berbeda. Yaitu MPV 5+2-seater dan Hatchback 5-seater.
Langkah tepat mengingat ciri khas pasar Indonesia yang menginginkan kendaraan praktis untuk mengangkut seluruh keluarga, dipakai sendiri, untuk pemakaian dalam kota sehari-hari maupun luar kota. Dan pasar itulah yang diincar oleh Datsun Indonesia melalui Datsun Go+ Panca.Baca juga: Di Bawah 1.300 cc Dilarang Jadi Mobil Sewa, Termasuk Taksi Online
Lalu bagaimana dengan Datsun Go Panca Hatchback yang diluncurkan di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2014 lalu. Mengingat kompetitor lainnya juga menganut model hatchback, tentu akan lebih “apple-to-apple” jika dibandingkan. Yang pasti kehadiran tipe hatchback merupakan pilihan yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, terutama bagi yang membutuhkan city car irit untuk kendaraan harian dan tidak membutuhkan kursi baris ketiga.
Namun trennya tetap tinggi untuk sebuah mobil keluarga 7-seater. Mengingat karakter konsumen di tanah air yang cukup unik, dengan memperlakukan sebuah mobil layaknya sebuah benda serba bisa. Tidak hanya menjadi “mobil perang” untuk harian, namun juga digunakan untuk berpelesiran keluar kota bersama seluruh anggota keluarga.
Baca juga: GIIAS 2016: Go Cross Concept Refleksi Masa Depan Datsun di Indonesia
Tampak luar tak banyak perbedaan antara Go+ dan Go Panca. Kecuali bokong yang lebih panjang 21 cm di Go+ Panca. Sudut paling pas memandangnya tepat dari depan dan belakang. Garis-garis tajam mengesankan kokoh dan kekar, begitu pula tarikan garis di sisi samping hingga belakang yang membentuk bahu atletis.
Namun pelek berukuran 13-inci menghilangkan kesan itu semua. Sangat kontras dengan desain eksterior yang ingin tampil muda dan sporty. Tampaknya bagian ini menjadi menu upgrade utama bagi pembeli yang mementingkan penampilan. Kaca spion terlihat terlalu murahan, apalagi pengaturan manual yang sangat merepotkan hingga harus menjulurkan tangan.
Interior sama persis dengan Go Panca hatchback. Tentu dengan tambahan kursi baris ketiga yang hanya diperuntukkan untuk anak kecil. Kursi baris kedua juga tergolong sempit bagi penumpang berpostur lebih dari 180 cm dan tanpa head rest untuk sandaran kepala. Tidak banyak wadah penyimpanan, tidak ada glove box, yang ada hanya ruang penyimpanan di depan penumpang depan dan di bawah lingkar kemudi.
Posisi mengemudi sepertinya memang didesain untuk pengemudi berpostur tinggi. Karena posisi setir tinggi begitu pula dengan desain hood panel instrumennya. Tapi untuk pengemudi berpostur pendek akan mengalami kesulitan apalagi tidak terdapat fitur tilt steering dan height adjuster di kursinya.
Diluar dugaan letak tuas transmisi dan rem parkir ala minibus ‘jadul’ tergolong ergonomis, mudah digunakan dan sangat terjangkau oleh tangan. Jok pengemudinya pun nyaman, meski sangat tipis, berkat teknologi spinal support yang dapat mengadaptasi lekuk tulang belakang saat duduk.
Datsun Go+ Panca menggunakan basis V-Platform yang sama dengan Nissan March. Itulah mengapa karakter tak banyak berbeda dengan March. Diameter roda yang kecil dan tapak tipis memang memberi kelincahan manuver, tapi pergerakan bodi akan sangat sensitif terhadap putaran kemudi. Andaikan menggunakan velg lebih besar dan tapak ban lebih lebar tentu akan membaik.
Mesin pun turut memakai milik March dengan kode HR12DE 1.2-liter 3-silinder. Hanya saja tidak dilengkapi fitur katup variabel. Sehingga tenaga hanya menghasilkan 67 hp dan torsi 104 Nm. Seperti karakter mesin 3-silinder pada umumnya, getaran lebih besar dibanding mesin 4-silinder dan sangat terasa saat idle. Raungan mesin terdengar gahar namun juga kasar terutama di putaran mesin tinggi.