Jakarta, Otojatim.com - Forum Wartawan Otomotif Indonesia (Forwot) sebagai organisasi yang menaungi wartawan otomotif di Indonesia menggelar diskusi pintar mengenai mobil bersegmen MPV di Tanah Air. Obrolan yang bertajuk ‘Peluang dan Tantangan Model MPV di 2017’ berlangsung di Tartine FX Sudirman, Kamis, 23 Maret 2017.
Adapun pembicara yang ditampilkan yakni Kukuh Kumara (Sekjen Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia/Gaikindo), Yanes Marthinus (pakar desain otomotif/dosen ITB), Soni Riharto (pengamat otomotif).
Soni Riharto, memaparkan besarnya potensi pasar segmen mobil MPV, telah mengundang masuknya pemain global MPV asal China, Wuling Motors, untuk ikut menikmati manisnya pasar MPV.
“Mereka menyiapkan investasi lumayan besar, sekitar Rp9 triliun untuk investasi bangun pabrik hingga membentuk jaringan dealer ke seluruh Indonesia,” kata Soni.
Apakah ini akan berpengaruh pada ceruk pasar MPV? Pastinya iya.
Dalam pemaparannya, pria berkacamata itu mengatakan bahwa Wuling akan membangun pabrik sendiri supaya lokal content produknya mencapai 100%. Hal ini tentu menjawab harapan konsumen yang menginginkan harga MPV yang semakin terjangkau. Ditambah lagi, Wuling berpengalaman sebagai produsen MPV terlaris di negeri asalnya.
Tapi tantangan yang dihadapi Wuling tidaklah mudah, mengingat track record produsen otomotif asal Cina yang mudah datang dan pergi, sehingga mengakibatkan resale value produk ini jeblok. Wuling harus benar-benar cermat dalam menyiasati harga jual nantinya.
"Masyarakat kita masih kuat tertanam di persepsinya tentang kekuatan brand. Kita lihat saja sejauh mana Wuling melakukan gebrakan di pasar MPV," tambah Soni.
Sementara itu, Kukuh Kumara mengemukakan dalam 5 tahun ke depan, mobil multi purpose vehicle (MPV) masih mewarnai industri otomotif di Tanah Air, dimana selama beberapa tahun terakhir ini memberikan kontribusi penjualan secara nasional sebesar 40% per tahunnya.
“Dalam tren market, pertumbuhan penjualan MPV sangat signifikan. Namun seiring laju pertumbuhan ekonomi yang cenderung fluktuatif, kontribusi MPV naik-turun juga. Capaian terbaik MPV terjadi di tahun 2013 dengan kemunculan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia,” kata Kukuh.
Dia optimistis dalam 5 tahun ke depan, mobil MPV masih menjadi penopang pertumbuhan penjualan mobil di Tanah Air meski situasi perekonomian nasional masih belum dapat ditebak arahnya ke mana.
“Kami optimistis MPV masih menjadi salah satu motor pertumbuhan otomotif nasional,” ujarnya.
Menurut Yanes Marthinus, MPV menjadi pilihan masyarakat Indonesia tidak terlepas dari budaya yang mengedepankan semangat kekeluargaan, sehingga mobil ditempatkan sebagai kendaraan keluarga (family car).
“Nah MPV itu mengakomodasi kepentingan konsumen, memuat banyak penumpang, irit bahan bakar dan bisa difungsikan sekaligus menjadi kendaraan komersial. Itu sebabnya mobil MPV laris manis,” katanya.
Baca: Mercedes-Benz GLC" dengan Logo Terbalik dari China