Mitsubishi Xpander Media Test Drive. Semarang-Solo 4-6 Maret 2018 |
"Kita sedang test drive, bukan sekadar jalan-jalan. Jadi maaf, mungkin nyetir saya enggak halus ya kawan-kawan,” kata saya kepada 3 rekan media lain yang semobil. “Kita lihat bagaimana performa MPV fenomenal ini, mari kita hajar sampai mentok,” gembira kami dalam melakukan review Mitsubishi Xpander.
Solo - Mitsubishi (MMKSI) mengajak 90 media termasuk Otojatim.com untuk menguji kemampuan dan kenyamanan Xpander di Jawa Tengah. Mendapat jatah varian Ultimate bertransmisi otomatik, kami langsung tancap gas dari bandara Achmad Yani Semarang menuju Salatiga via tol.
(1) Begitu masuk interior, kesan yang didapat mewah sekali. Ini berkat desainnya yang enggak sederhana. Lekukan dasbornya ditata apik dengan dual layer kombinasi warna chifone. Ditambah panel kayu di masing-masing doortrim membuatnya terlihat luxurious dan modern.
(2) Posisi duduknya mempunyai kenyamanan diluar ekspektasi. Baik di kursi driver maupun di kursi penumpang sangat enak dan pas. Mungkin karena kami terbiasa menyetir Xenia, jadi sangat surprise mendapati Mitsubishi Xpander ini senyaman sedan.
Baca: Fitur Keselamatan Xpander
Jarang sekali ada MPV yang posisi duduknya nyaman untuk perjalanan dalam kota sekaligus luar kota. Biasanya kakinya pas, setirnya terlalu jauh jangkauannya. Atau sebaliknya. Hal semacam ini tidak kami temui di Xpander karena Xpander sudah mempunyai pengaturan Tilt and Telescopic steering.
Ngegas di tol panjang lintas Jawa |
(4) Minim body roll. Kami juga mencoba menikung wide cornering selepas gerbang tol Banyumanik di kecepatan 90 km/h, mobil enggak limbung dan tetep dalam keadaan stabil. Pengalaman menikung ini juga ditulis oleh rekan otodriver di lamannya. Bisa jadi, lebar bodi Xpander berperan besar di sini.
Empat jurnalis menyetir bergantian untuk merasakan impresi berkendara Mitsubishi Xpander |
(6) Dibandingkan duo Rush/Terios, akselerasi awal (dari posisi berhenti) Mitsubishi Xpander lebih responsif. Ini adalah salah satu keunggulan kendaraan dengan penggerak roda depan. Dan meskipun belum memakai CVT, perpindahan giginya tetep terasa halus. Kecuali saat kita butuh kickdown ketika mau menyalip truck, terasa ada delay (tersendat) karena butuh penyesuaian dari rpm rendah ke rpm tinggi.
Kesimpulan
Mengutip Rifat Sungkar yang menemani jalannya Media Test Drive yang diadakan Mitsubishi, mesin 1.500 cc yang digunakan mungkin bukan yang terbaik di kelasnya (maklum, selera pembalap nih - red), tapi Rifat mengatakan ini adalah mesin yang paling pas untuk Mitsubishi Xpander.
Dari penulis sendiri menyimpulkan, Mitsubishi Xpander sangat worth to buy. Dengan impresi berkendara dan kenyamanan kabin ala Toyota Innova, mobil ini dibanderol dengan harga yang sangat kompetitif. Artinya mobil ini sangat value for money. Pantas saja, indennya sampai 4 bulan.