Adenanta (baju putih) dan Dwijo Lelono, Kepala Sekolah SMKN 10 bersama para siswa saat HDC Tour. |
Malang, Otojatim.com - Mohammad Adenanta Putra (15) pembalap binaan Astra Honda Racing Team ini meraih sejumlah prestasi kelas dunia. Bocah yang dihadirkan oleh Honda ini menginspirasi 100 siswa SMKN 10 Malang dalam acara Honda Dream Cup (HDC) Tour.
HDC Tour merupakan rangkaian kegiatan dari gelaran balapan one make race terbesar di Tanah Air, Honda Dream Cup 2019 yang diselenggarakan oleh PT. Astra Honda Motor (AHM) dan PT. Mitra Pinasthika Mulia (MPM) distributor sepeda motor Honda wilayah Jatim dan NTT, digelar di Sirkuit Stadion Kanjuruhan, Kepanjen Malang pada 14 - 15 September 2019.
Baca juga: Honda Dream Cup (HDC) Malang Lombakan 10 Kelas, Mulai Pemula Hingga Seeded.
Marcomm & Development Division Head MPM, Suhari mengatakan HDC Tour ini merupakan ajang pengenalan event Honda Dream Cup ke pelajar dan bisa memberikan inspirasi dari proses menjadi pembalap profesional.
Memulai debut Internasional pada 2017 dalam ajang Thailand Talent Cup. Pembalap yang akrab dipanggil Nanta ini berhasil meraih podium 1. Tahun 2018 adalah tahun terberat baginya karena di akhir tahun 2017 ia mengalami cedera yang akhirnya mengganggu untuk balapan di awal tahun 2018 di kejuaran Asian Talent Cup.
Setelah itu di tahun 2019 adalah tahun terbaik bagi Nanta di Asia Talent Cup tersebut, karena mampu meraih podium 3 di seri pertama di sirkuit Losail Qatar, dan podium 2 di seri ke tiga sirkuit Sepang, Malaysia.
Baca juga: Honda CBR Trackday Peluang Komunitas Tampil di Sentul
“Setiap remaja punya cita-citanya sendiri. Ada yang pengin jadi mekanik, pemilik bengkel, pengusaha atau bahkan pembalap. Nah kami hadir di sini untuk memberikan sharing pengetahuan tentang dunia balap. Seperti yang dialami oleh pembalap muda binaan kami, M. Adenanta Putra yang sedang mengikuti Asia Talent Cup sebagai proses untuk menuju MotoGP,” sambut Sugeng Budiarto selaku Analyst Supervisor Motorsport Department PT Astra Honda Motor (AHM).
Talenta muda yang mengidolakan Marc Marquez ini mulai mengenal balap saat usia 6 tahun. "Mulai latihan pakai mini trail di lapangan. Awalnya dulu suka diajak ayah nonton balap akhirnya jadi ingin mencoba," tutur Nanta.
Talkshow bersama pebalap Magetan, Adenanta dan Sugeng Budiarto selaku Analyst Supervisor Motorsport Department PT Astra Honda Motor (AHM) |
Cukup lama latihan di motocross, Nanta lalu pindah haluan ke roadrace pada usia 10 tahun. Di roadrace, pembalap bertubuh mungil ini kerap tampil sebagai juara. Ia langsung populer di kalangan anak muda pengemar balap motor.Adenanta mengaku ayahnya merupakan sosok pelatih yang selalu mendampinginya sejak kecil.
“Saya juga sempat sekolah balap di tempat Om Dedy Permadi. Juga sempat dilatih oleh Om Muhammad Fadly,” ujarnya.Tahun 2016, Adenanta bergabung dengan Astra Honda Racing School. Siswa kelas 1 SMPN 2 Parang, Magetan, Jawa Timur, ini mengaku banyak belajar di tim AHRS.
"Dalam merekrut bakat-bakat muda seperti Adenanta, kami tidak hanya melihat potensi pada skill balap saja. Hal yang terpenting juga adalah attitude pembalap profesional. Dan Adenanta memiliki itu," tambah Sugeng. "Semua proses menjadi pembalap ini musti dilalui dengan proses dan jalur yang benar. Bukan kebut-kebutan di jalan raya."
Nanta berpesan kepada audience, untuk selalu mengedepankan safety riding saat berkendara. "Berkendara di jalan raya dan balapan di sirkuit adalah dua hal yang sangat berbeda. Berkecepatan 80km/h di jalan saya sudah merinding, tapi pas memacu motor balap bisa 215 km/h di sirkuit."
Sementara itu Dwijo Lelono, Kepala Sekolah SMKN 10 Malang mengatakan bahwa jumlah siswanya mencapai lebih dari 1.600 murid dan rata-rata menyukai otomotif, pihaknya senantiasa mencari terobosan-terobosan baru, yang bisa dikembangkan menjadi program sekolah dengan hadirnya HDC Tour.
“Kami sudah bekerjasama dengan Honda sejak lama dalam hal kurikulum kependidikan. Lalu kita kembangkan lagi dengan menggandeng AHASS membuka bengkel resmi di sekolah. Untuk mekanik yang menangani motor konsumen ini adalah siswa-siswa kami yang didampingi oleh AHASS. Ini sejalan dengan metode pendidikan Teaching Factory yang dikembangkan di SMK saat ini. Jadi sekolah harus mempunyai fasilitas, yang di dalamnya siswa bisa belajar sambil bekerja sungguhan."
"Nah, dengan datangnya adik Adenanta dalam program HDC Tour ini menjadi angin segar bagi kami. Siapa tahu ada hal-hal baru yang menginspirasi siswa kami,” tutur Dwidjo dengan semangat.
Balapan terdekat Adenanta nanti 4-6 Oktober 2019 di ATC MotoGP of Thailand di sirkuit Buriram. Ia berharap, agar performanya semakin meningkat agar dapat promosi dari Asia ke kelas Europe Talent Cup di tahun 2020 dan ingin mendapatkan banyak podium. Cita-cita pembalap asal Magetan itu bisa mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional, diamini para siswa di ruang pertemuan SMKN 10 Malang.