Foto: IG @rifato
Otojatim.com - Pada dasarnya merawat mobil adalah suatu kewajiban dari owner, oleh karena itulah diciptakan buku panduan pemilik.
Yang isinya bermacam hal; mulai dari garansi, fitur keselamatan dan seluruh spesifikasi umum. Semua dijelaskan di buku manual. Sayangnya kebanyakan orang ketika membeli kendaraan, mereka berpikir mereka sudah mengetahui semuanya.
Rifat Sungkar, pembalap nasional sekaligus Brand Ambassador dari Mitsubishi Motors (MMKSI) memberikan tips-tips bagaimana cara merawat kendaraan yang benar. Salah satunya tentang penggunaan bahan bakar.Konsumsi BBM Xpander Saat Menggunakan Cruise Control
Ada empat hal yang harus diperhatikan oleh pemilik mobil, antara lain:
- Gunakan bahan bakar sesuai tipe mobil dan jenis bahan bakarnya
- Selalu gunakan bahan bakar yang direkomendasikan
- Jangan biarkan bbm di bawah setengah pada indikator. Biasakan mengisi bbm ketika sudah sisa setengah.
- Jangan sering mencampur bahan bakar yang berbeda oktan
"Beberapa konsumen masih bingung dalam menentukan bahan bakar mana yang cocok untuk mobil Mitsubishi mereka. (Enggak usah khawatir), pabrikan sudah melakukan riset dan menentukan jenis bbm yang disarankan," papar Rifat.
Treatment interior, baik itu disinfektan ataupun pembersih, lebih baik menggunakan bahan waterbase. Atau yang paling minim kimiawinya. Foto:IG @rifato
"(Masih sering dijumpai) adanya perdebatan soal tipe oktan yang dibutuhkan. Karena sifat dasar manusia mencari yang paling murah, jadi akhirnya memilih kualitas oktan yang lebih rendah. Padahal itu bisa menjadikan mesin mobil mengalami knocking (ngelitik), merusak ruang bakar dan merusak piston." jelasnya.
Tapi meskipun begitu, terkadang pemilik menghadapi situasi emergency di mana bbm dengan merek yang biasa dipakai tidak tersedia. Adanya merek lain.Perlukah Bayar Bensin Lebih Mahal untuk Oktan Lebih Tinggi?
"Sepanjang oktannya sama sebenarnya tidak masalah, ketika harus beli merek lain. Yang jadi masalah itu bila mencampur bahan bakar dengan oktan yang berbeda. Banyak yang berpikir kalau oktan 90 ditambah oktan 95 jadinya 92, itu salah. Karena sebenarnya bukan oktannya saja yang berbeda, tapi struktur molekul bahan bakar, jumlah asupan oksigen yang diperlukan dan aditifnya berbeda. Ini tentu tidak baik. Karena akan memaksa ECU berpikir panjang menentukan jenis bahan bakar dan tentu saja akan berpengaruh ke pengapian." tutur Rifat.
Foto:IG @rifato
Terakhir Rifat menyarankan agar konsumen selalu memiliki kebiasaan mengisi ulang bahan bakar ketika sudah tersisa setengah.
"Kalau kurang dari setengah, endapan di dasar tangki akan mudah masuk ke filter saat mobil berguncang atau belok-belok. Hal ini bisa memperpendek usia, karena ada kemungkinan fuel pump akan menyedot kotoran. Cuma butuh beberapa detik kok bisa membuat fuel pump jadi over-heat," tutupnya.(*)