Booth Isuzu di Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2022 di JCC, Senayan, Jakarta
Otojatim.com - Isuzu tepis kekhawatiran konsumen jelang diberlakukan aturan emisi gas buang Euro 4. Dari sisi customer, isu kecocokan bahan bakar menjadi momok yang menghantui para pengusaha pengguna kendaraan komersial.
Untuk memenuhi standar emisi gas buang, engine common-rail merupakan teknologi modern yang mampu menghasilkan asap lebih bersih dan mengurangi kebisingan sehingga dipilih banyak pabrikan mobil komersial, termasuk Isuzu, untuk mendukung implementasi Euro 4.
Salah satu keunggulan teknologi injeksi pada mesin common-rail adalah memberikan lebih banyak tenaga ketimbang mesin diesel konvesional.
Namun masalahnya, engine common-rail hanya mau "meminum" solar bagus yang lebih mahal, contohnya Pertamina Dex ataupun Shell V-Power Diesel. Bahan bakar jenis ini mempunyai kandungan sulfur yang rendah (nilai cetane tinggi). Sulfur atau belerang dari solar biasa, selain emisinya lebih beracun, sering menyumbat injector mesin diesel berjenis common-rail yang modern.
Di sisi lain, pemerintah melalui Pertamina gencar mendistribusikan biosolar B30 yang lebih ramah lingkungan karena kandungan sulfurnya lebih sedikit berkat campuran bahan nabati 30 persen, namun harganya tetap disubsidi seperti halnya solar biasa.
Soal kualitas solar B30, banyak yang mengatakan bahwa kandungan nabati di dalamnya lebih mudah mengikat kotoran sehingga sering menyumbat sistem saluran bahan bakar.
Di sinilah dilema yang dialami konsumen. Mereka masih pikir-pikir untuk mengganti armadanya dengan truk bermesin common-rail. Banyak yang khawatir bila menggunakan mesin common-rail tidak cocok dengan biosolar sehingga mesinnya mudah rusak.
Narasumber:Arif Rachmawan, Deputy Regional Manager Area Jawa Timur Astra Isuzu
Fakta di lapangan, PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) telah memproduksi Isuzu GIGA yang menggunakan mesin common-rail sejak 2011. Artinya pengalaman Isuzu Astra pada mesin common-rail beremisi Euro 4 sudah lebih dari 10 tahun.
"Ceritanya dulu pihak prinsipal Isuzu di Jepang memang sudah berniat mengganti Isuzu Borneo dengan Isuzu GIGA yang menggunakan mesin common-rail. Sebelum dipasarkan, Isuzu GIGA terlebih dahulu diuji cobakan di Kalimantan selama dua tahun. Zaman itu di sana terkenal dengan kualitas BBM yang kurang baik," ungkap Arif Rachmawan, Deputy Regional Manager Area Jawa Timur Astra Isuzu ketika ditemui di kantornya.
"Sampai sekarang belum ada cerita mesin Isuzu common-rail yang jebol gara-gara kualitas biosolar. Bagi kami di barisan Sales Operation, dengan adanya aturan Euro 4 seharusnya malah menjadi peluang," tambahnya.
Arif optimis penerapan aturan Euro 4 bisa membawa angin segar bagi pemasaran produk Isuzu khususnya yang bermesin common-rail, seperti larisnya mobil MPV sejuta umat di medio 15 tahun terakhir.
Alasannya sederhana, produk Isuzu common-rail standar Euro 4 terbukti kuat tanpa mengalami masalah lebih dari 10 tahun, sedangkan kompetitor, menurutnya baru akan memulai merilis produk-produk berbasis common-rail menjelang aturan ini diterapkan.
"Seharusnya akan terjadi pergeseran dominasi market share. Karena kami sudah teruji, tidak hanya di sisi produk melainkan juga di sisi aftersales dan ketersediaan spare part," kata Arif.
Setelah Isuzu GIGA, tujuh tahun kemudian (2018) IAMI merilis produk common-rail truk Elf NMR-81 di segmen light truck 6-roda. Di kelas yang sama, NMR-81 belum mempunyai pesaing.
"Sejak 2011, mekanik kami sudah familiar dengan penanganan dan perawatan teknologi common-rail melalui Isuzu GIGA. Lantas dilanjutkan dengan keluarnya NMR-81. Namun sebenarnya sebelum itu di lapangan mekanik kami sudah terlatih menangani Isuzu DMAX yang juga menggunakan mesin common-rail. Sekarang di segmen passanger juga ada Isuzu mu-X common-rail juga. Artinya di sisi perawatan para teknisi Isuzu menangani mesin common-rail sudah menjadi makanan sehari-hari," jelas Arif.
Kantor cabang Astra Isuzu di Waru, Sidoarjo
Lantas pembicaraan berlanjut ke Isuzu Traga, model pickup yang menjadi salah satu back-bone Isuzu. "Isuzu Traga secara konstruksi sudah siap Euro 4, kemungkinan bila ada produk baru tinggal ada penyesuaian atau penggantian di bagian injector untuk menjadikan sebagai mesin common-rail. Part-nya masih sama 90% dengan Traga lama, jadi pemilik tak perlu khawatir tentang ketersediaan suku cadangnya," ujar Arif.
Seperti diketahui, spesifikasi Isuzu Traga yang diekspor oleh IAMI ke Filipina sudah menggunakan common-rail standar Euro 4. Jadi peruntukan di pasar Indonesia, tinggal menunggu waktu saja.
"Kesamaan suku cadang ini menjadi selling point bagi kami, karena di produk kompetitor belum tentu seperti itu. Bisa jadi mereka berubah total. Bagi customer fleet, kesamaan suku cadang ini membawa benefit karena tidak memerlukan perubahan forecast untuk alokasi sparepart secara signifikan," tambahnya.
Arif pun menjelaskan bahwa di sisi after sales, pihaknya telah meningkatkan KPI (key performance index) untuk pelayanan customer. Di antaranya Isuzu Astra kini telah mempunyai service 24/7 (non-stop), penambahan outlet bengkel di area yang sebelumnya tidak terjangkau, penambahan part shop maupun ketersediaan aneka suku cadangnya.
Di pelosok-pelosok memang sangat diperlukan bengkel yang authorized. Karena saat ini bengkel-bengkel tradisional masih belum mempunyai alat yang mumpuni untuk menangani servis kendaraan berbasis common-rail. Dan komitmen Isuzu untuk terus menjangkau area-area yang masih remote.
"Bisnis commercial vehicle sangat tergantung terhadap kesinambungan suku cadang. Oleh karena itu life-cycle spare part sebuah kendaraan akan tersedia paling tidak hingga 20 tahun. Untuk itu kami, Isuzu Astra sudah ada penambahan 150 new part shop. Dulu penjualan suku cadangnya masih dominan untuk LCV (light commercial vehicle) 70-30 persen dibanding part untuk CV (commercial vehicle). Namun kebutuhan sekarang sudah berbalik menjadi 40-60 persen lebih besar porsinya untuk CV," tandasnya.
Lantas bagaimana pelayanan Isuzu Astra dilihat dari sudut pandang konsumen, terutama mereka yang telah menggunakan produk berbasis common-rail?
Di tempat terpisah, Djoko Handoko selaku pemilik PT Mitra Karya Makmur perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur mengatakan bahwa pihaknya sudah lama menggunakan kendaraan Isuzu.
Stall service di bengkel Astra Isuzu Waru
"Kami konsumen pertama yang menggunakan Isuzu dengan mesin commin rail ini. Layanan purna jualnya juga sangat baik dan tentunya menguntungkan bagi kami. Ketika mengalami masalah langsung direspon dengan cepat, bahkan tidak harus menunggu lama dalam hal perbaikan unitnya," ujar Djoko di Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2022 di JCC, Senayan, Jakarta, Senin (14/3/2022).
Soal Euro 4 nanti, menurutnya tidak masalah, karena mesin common rail Isuzu bagus performanya. Penggunaan bahan bakar minyak (BBM)-nya juga bisa menyesuaikan dengan kondisi di lapangan.
Bahkan menurut Wahyudi Sulistya, Direktur PT Kemasan Ciptatama Sempurna, yang telah menggunakan Isuzu selama 14 tahun dan kepemilikan 150 unit mengatakan bahwa sejauh ini menggunakan mesin common-rail Isuzu sangat menguntungkan.
Sementara itu President Director PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), Jap Ernando Demily mengatakan bahwa, Isuzu Astra turut mendukung kebijakan penerapan Euro 4 pemerintah demi menciptakan ekosistem yang bersih dan ramah lingkungan.
"Dengan implementasi regulasi Euro 4 di April 2022, kami percaya pasti akan membawa dampak positif langsung ke lingkungan, dan tidak langsung juga ke bisnis kendaraan niaga, tutur Ernando, Selasa (15/3/2022).
Senada dengan Arif Rachmawan, Customer & Product Services Division Head Astra Isuzu Heri Wasesa mengatakan, “Kami sudah memiliki partshop, bengkel serta melakukan upgrade kemampuan mekanik sehingga ketika sudah mulai masuk ke Euro 4, semuanya kita sudah siap,” tutur Heri Wasesa di Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2022, Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta Kamis (17/3/2022) .
Begitupun Budhi Prasetyo, After Sales Business, Inventory and Logistic Division Head PT Isuzu Astra Motor Indonesia juga mengingatkan kepada konsumen agar tidak perlu khawatir soal perawatan mesin Euro 4. Sebab, untuk perawatan dan perbaikan armada Isuzu, tetap sama antara unit Euro 2 dengan Euro 4, karena 90 persen penggunaan spare part tetap sama.
Sebagai penutup artikel, berhembus kabar bahwa Isuzu sedang menyiapkan produk baru berbasis common-rail di segmen light truck 4 roda. Benarkah itu? Sejauh ini belum ada konfirmasi dari pihak IAMI. Tapi bila hal itu benar, maka kami menebak bahwa seri yang akan keluar adalah NLR77 seperti yang sudah beredar di Filipina. Waktu akan membuktikan.(*)