- Tingginya angka kecelakaan lalu lintas pada kendaraan umum akibat minimnya keahlian pengemudi dalam berkendara, mendorong BPTJ untuk melakukan langkah preventif berupa pelatihan keselamatan berkendara kepada supir dan teknisi kendaraan berat dari 18 perusahaan operator angkutan swasta/BUMN/BUMD di Jabodetabek.
Bogor, Otojatim.com - Berdasarkan pantauan dan catatan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) selama empat tahun terakhir, dari 58 kasus kecelakaan lalu lintas yang terjadi, sebanyak 37 kecelakaan terjadi akibat faktor manusia, menyusul faktor sarana atau kendaraan sebanyak 20 kecelakaan, dan faktor prasarana sebanyak 1 kasus kecelakaan.
Dari investigasi KNKT, terdapat pola kecelakaan yang kerap terjadi berulang, yakni pengereman mendadak di jalan menurun. Hal ini lantaran pengemudi tidak memiliki pengetahuan seputar prosedur pengereman yang benar.
Keadaan akan semakin parah jika ditambah kondisi kendaraan yang kurang prima sehingga semakin besar kemungkinan terjadinya gagal rem terutama di jalan menurun atau menanjak.
Untuk itu, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan bekerja sama dengan KNKT menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis kepada pengemudi dan operator angkutan umum baik penumpang ataupun barang, mengenai tata cara pengereman berkeselamatan yang benar untuk kendaraan angkutan berat (Barang dan Penumpang).
Acara ini digelar di Lido, Kabupaten Bogor pada 18-19 Agustus 2022. Ada 18 perusahaan operator angkutan swasta/BUMN/BUMD di Jabodetabek yang mengirim awak kendaraannya untuk ikut serta dalam pelatihan tersebut.
Adapun perusahaan yang turut serta menjadi peserta diantaranya: Perum Damri, PT. Anugrah Mas, PT. Bahana Prestasi (Linc Express), PT. Dakota Buana Semesta, PT. Duta Lintas Nusa, PT. Global Optimus Prime, PT. Handal Guna Sarana, PT. Hiba Logistik, PT. Lookman Djaja, PT. Pancaran Darat Transport, PT. Pertamina Patra Niaga, PT. Prima Wisata Indah Transportasi, PT. Seino Indomobil Logistic, PT. Sinar Jaya Nugraha Putra, PT. Transmaju Ekspresindo, PT. Transportasi Jakarta.
"Ini merupakan langkah nyata kami dalam menjalankan amanat Perpres No 55 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ) khususnya pada Pilar I yakni kebijakan Peningkatan Keselamatan dan Keamanan Transportasi Perkotaan," terang Tatan Rustandi, Direktur Angkutan BPTJ.
"Ini adalah kali ketiga kami menggelar pelatihan, setelah dua kali pada tahun 2021. BPTJ melibatkan dukungan dari KNKT dan MIROS (Malaysia Institute of Road Safety Research), serta KyFu, sebuah lembaga konsultan di bidang manajemen keselamatan berkendara, peningkatan kompetensi pengemudi dan pelatihan tanggap darurat kecelakaan lalu lintas," sambungnya.
Di hari pertama, peserta dibekali dengan ilmu seputar bagaimana memeriksa kondisi dan kelayakan kendaraan sebelum beroperasi. Setelah itu dilanjut dengan tata cara mengemudi yang berkeselamatan, teori pengereman, dan ditutup dengan materi tentang pertolongan pertama pada kecelakaan.
Pada hari kedua, peserta diberikan kesempatan untuk praktik langsung mengemudikan truk 3 sumbu dengan beban kurang lebih 23 ton. Disinilah mereka diberikan rintangan untuk melakukan inspeksi kendaraan serta pengereman di kontur jalan menurun.
"Dengan kegiatan yang dilakukan BPTJ ini, kami harap dapat memutus hazard penyebab kegagalan pengereman pada truk dan bus,” kata Ahmad Wildan, investigator senior KNKT.
Para peserta juga mengaku puas dengan materi-materi yang diberikan. "Saya merasa amat terbantu dengan adanya bimtek ini karena sama sekali belum pernah mendapatkan pengetahuaan dan ketrampilan pengereman seperti yang diajarkan sekarang,” ucap Ade Mulyadi, salah seorang peserta.