Semakin Indonesia, DFSK Gelora E Turun Harga Hingga 150 Juta

  • DFSK mengumumkan bahwa Gelora E tidak lagi CBU dari China, melainkan akan diproduksi secara lokal yakni di pabrik Cikande. 
  • Hal ini membawa dampak positif terhadap harga jual Gelora E yang semula dipasarkan seharga Rp 500 jutaan, kini jadi Rp 350 jutaan saja.

Otojatim.com - Pada ajang pameran otomotif Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023, DFSK mengumumkan bahwa Gelora E akan masuk tahap produksi masal secara lokal di tahun 2023 ini. Tepatnya di pabrik Cikande, Serang, Banten sebagai industri 4.0 yang telah mengadopsi berbagai teknologi produksi terkini dan modern yang mampu memproduksi 50 ribu unit kendaraan per tahunnya.


Perlu diketahui bahwa Gelora E yang tengah dipasarkan saat ini adalah impor utuh atau completely built up (CBU) dari China, sehingga dikenakan pajak impor dari Tiongkok sekitar 40%. Maka, dengan dilakukannya produksi lokal tersebut, membawa dampak positif terhadap harga Gelora E. Dari yang semula dijual seharga Rp500 jutaan, kini jadi Rp 350 jutaan saja. Dengan kata lain turun sampai Rp 150 jutaan!  Tanpa mengurangi fitur apapun.


"Berdasarkan hasil R&D DFSK, kami memutuskan untuk memproduksi DFSK Gelora E, baik blindvan maupun minibus di Indonesia. Hal ini tentu akan memberikan dampak positif, khususnya dari segi harga, karena sudah diproduksi secara lokal dan membuat harga jualnya ke konsumen menjadi semakin terjangkau," ungkap  CEO PT Sokonindo Automobile, Alexander Barus, Kamis (16-2-2023) di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023.


Hal senada juga disampaikan Achmad Rofiqi, Marketing Head PT Sokonindo Automobile. “Semua fitur masih sama seperti Gelora E sebelumnya. Untuk TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) masih dalam proses penghitungan sertifikasi badan independen. Harapannya di tahun 2024 TKDN bisa mencapai 60% dan tahun berikutnya 80%,” tegasnya. 


DFSK juga mengumumkan akan melakukan ekspor Gelora EV ke beberapa negara Asia dan Afrika.

Spesifikasi Gelora E

DFSK Gelora E menggunakan baterai berteknologi Lithium-ion dengan kapasitas 42 kWH. Baterai tersebut sanggup membawa DFSK Gelora E sejauh 300 km. Pengisian dayanya pun tidak memerlukan waktu lama, karena terdapat fitur fast charging dimana dalam waktu 80 menot, daya dapat terisi 20-80%.


DFSK Gelora E juga ditunjang dengan efisiensi energi yang tinggi sehingga mampu mengurangi biaya operasional yang ditimbulkan akibat penggunaan kendaraan. Konsumen cukup mengeluarkan biaya sebesar Rp 200 per kilometer, atau setara dengan 1/3 dari biaya operasional kendaraan komersial konvensional.


Konsumen juga tidak perlu khawatir dengan keamanan baterai selama kepemilikan kendaraan, karena DFSK Gelora E sudah dilengkapi dengan perlindungan isolasi, perlindungan tegangan tinggi, tahan debu dan air (hingga standar IP67), dan sistem perlindungan baterai yang ketat sehingga dijamin aman meski menghadapi kondisi ekstrem.


DFSK Gelora E memiliki ruang kabin yang luas. Dimensinya tercatat 4.500mm x 1.680mm x 2.000mm (PxLxT). Kendaraan niaga ringan ini menawarkan 2 varian, yakni Minibus dan Blind Van.


Untuk model Minibus, kapasitasnya 7 penumpang. Sangat cocok dijadikan angkutan umum, travel, kendaraan shuttle, antar jemput karyawan, atau sektor pariwisata. Sementara model Blind Van hadir dengan panjang kabin mencapai 2,63m dan area kargo mencapai 5 m³ sehingga cocok untuk kebutuhan logistik, katering, angkutan barang, dan berbagai sektor lainnya.


Seperti yang diungkapkan sebelumnya, DFSK Gelora E punya harga terbaru yang lebih murah, yakni Rp399.000.000 untuk DFSK Gelora E MB, dan Rp350.000.000 untuk DFSK Gelora E BV (on the road DKI Jakarta). Harga ini jauh lebih murah dibanding pesaingnya, Esemka Bima EV, yang memiliki harga Rp530 juta sampai Rp540 juta. 

Konsumen Perdana

PT. Pupuk Kalimantan Timur (PKT), jadi konsumen pertama Gelora E Lokal. Pada Kamis (16/2), dilakukan penandatanganan pembelian 5 unit model minibus di booth DFSK IIMS 2023. Dimana PKT akan menggunakan kendaraan ini sebagai pendukung kegiatan operasional perusahaan.


“Kami mengucapkan terima kasih kepada PT PKT karena sudah mempercayakan DFSK Gelora E sebagai bagian dari operasional perusahaan. Kepercayaan ini sangat berarti bagi DFSK Gelora E terutama dalam memicu semangat untuk terus menyediakan solusi mobilitas yang ramah lingkungan menuju net zero emission,” ungkap Marketing Head PT Sokonindo Automobile, Achmad Rofiqi.


Pupuk Kaltim sendiri mengaku telah menjadikan penggunaan motor dan mobil listrik sebagai opsi utama bagi kendaraan operasional di lingkungan perusahaan dan pabrik. Kehadiran DFSK Gelora E semakin mendukung komitmen Pupuk Kaltim untuk terus menerapkan prinsip Environment, Social, and Governance (ESG). 


Direktur Utama PKT, Rahmad Pribadi mengatakan, “Dalam roadmap keberlanjutan perusahaan, Pupuk Kaltim terus menerapkan prinsip ESG. Setelah sebelumnya seluruh kendaraan motor operasional diganti ke motor listrik, kali ini giliran kendaraan roda empat. Kerja sama dengan DFSK ini merupakan langkah lanjutan dari Pupuk Kaltim untuk mencapai visi menjadi pelopor transformasi hijau di industri pupuk dan petrokimia. Melalui kolaborasi ini, kami harap PKT dan DFSK dapat terus berinovasi dalam mendorong tercapainya target Net Zero Emission di tahun 2060.”

LihatTutupKomentar

Modifikasi Yamaha Scorpio Z 2007, Hasil LDR Lahirkan Bobber

Modif Yamaha Scorpio Z 2007 aliran Bobber Solo, Otojatim.com - Bagi Iqbal, pemilik Yamaha Scorpio Z keluaran 2007 ini, hubungan jarak jauh...

close
harga yamaha nmax turbo