- Sejumlah mahasiswa Politeknik APP Jakarta memperkenalkan prototipe sensor kemiringan kendaraan untuk menghindari kecelakaan akibat parkir di jalan yang miring. Inovasi ini diapresiasi oleh KNKT dan KyFU.
Jakarta, Otojatim.com - Kecelakaan bus pariwisata akibat parikir pada jalan miring di Guci, Tegal, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu, menggerakkan sekelompok mahasiswa Politeknik APP Jakarta untuk membuat prototipe sensor kemiringan yang bisa diaplikasikan pada kendaraan berat.
Inovasi tersebut disambut baik oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan PT Karya Fajar Ultima (KyFU). Kelompok yang terdiri dari mahasiswa bernama Azka, Claudya, Dyaz, Naifah, dan Talitha tersebut mempresentasikan ide mereka di hadapan Ahmad Wildan selaku Senior Investigator KNKT, dan Adhie Faizal Rachman sebagai Direktur Operasional KyFU.
Perangkat yang dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Transformasi Diskret 4.0 tersebut bertujuan untuk mengukur kemiringan posisi kendaraan dalam kondisi parkir.
Saat mobil berhenti pada jalan dengan kemiringan mencapai 18 persen, maka peringatan di dalam mobil akan otomatis menyala dalam bentuk lampu, suara, dan tulisan pada layar LCD. Dengan begitu pengemudi menyadari resiko bahaya yang mengintai dan segera memindahkan kendaraan pada posisi yang lebih aman.
"Ini adalah produk yang menarik dan dapat dikembangkan lebih lanjut. Mengingat fitur seperti ini belum ditemukan pada kendaraan-kendaraan berat, baik bus maupun truk," kata Adhie Faizal.
Hal senada disampaikan Ahmad Wildan yang mengungkapkan bahwa kreasi ini sangat bermanfaat untuk meminimalisir kemungkinan kecelakaan akibat memarkir di jalanan menurun atau menanjak.
Dosen pengampu mata kuliah itu, Adrianto Sugiarto Wiyono, mengaku sengaja mengundang KNKT dan KyFU untuk menilai hasil karya para mahasiswanya. Tujuannya untuk mewujudkan inovasi triple helix yakni adanya interaksi dari pihak akademisi, praktisi, dan pemerintah.
Dosen yang akrab disapa Rian tersebut juga menjelaskan bahwa semua karya mahasiswanya masih berupa prototipe, sehingga perlu pengembangan lebih lanjut agar dapat diterapkan di lapangan.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Program Studi Manajemen Logistik Industri Elektronika, Politeknik APP Jakarta, Erika Fatma menjelaskan bahwa karya-karya mahasiswanya adalah bentuk implementasi dari ilmu elektronika yang bermanfaat untuk dunia logistik. Namun pada pengaplikasiannya bisa dimanfaatkan di bidang yang lebih luas lagi.
Selain perangkat pendeteksi kemiringan, terdapat juga karya-karya menarik lainnya, seperti perangkat pendeteksi over dimension dan over load (ODOL), sensor parkir forklift, dan detektor panas teromol rem untuk mencegah terjadinya brake fading atau vapor lock yang mengarah kepada rem blong.