- Berikut ini laporan pertumbuhan penjualan mobil dan motor di Indonesia pada tahun 2023.
Jakarta, Otojatim.com — Tahukah Anda bahwa Indonesia adalah pasar terbesar sepeda motor di ASEAN? Dengan penguasaan lebih dari 50%, Indonesia jadi negara ketiga setelah India dan China hang mencetak angka penjualan motor terbanyak.
Hal tersebut diungkap oleh Sekretaris Jenderal AISI (Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia) sekaligus Bendahara Federation of Asian Motorcycle Industries, Hari Budianto. “Kontribusi penjualan motor di Indonesia sebesar 51% di ASEAN (Association of Southeast Asian Nations),” ungkapnya saay ditemui oleh wartawan FORWOT (Forum Wartawan Otomotif Indonesia), di Jakarta, Selasa (16/1).
Penjualan motor tahun 2023 di Indonesia mengalami kenaikan 19% dibandingkan tahun sebelumnya. Semula penjualan mencapai 5,2 juta unit di tahun 2022 menjadi 6,2 juta unit di 2023.
“Industri motor telah pulih sejak tahun 2021, pascapandemi Covid-19. Pada tahun 2020, ketika Covid-19, penjualan motor turun drastis 43,5% dari 6,487 juta unit menjadi 3,663 juta unit. Pada 2021, penjualan langsung naik 38,1% menjadi 5,058 juta unit. Lalu naik 3,2% pada tahun 2022,” ujar Hari.
Masyarakat perlu berbangga karena Indonesia berhasil menaikkan jumlah ekspor motor yang semula 570 ribu unit di tahun 2022 menjadi 743 ribu unit di tahun 2023.
Segmen skutik (skuter otomatik) masih mendominasi penjualan motor di Indonesia pada tahun 2023 dengan 89,7% dari total penjualan 6,2 juta unit. Sementara segmen cub (motor bebek) dan sport bike (kopling) masing-masing 5,2% dan 5,1%.
Pada tahun 2024, penjualan motor di Indonesia diperkirakan akan mencapai 6,265 juta unit. Namun pertumbuhan ini hanya bisa dicapai jika pertumbuhan GDP stabil antara 5-5,5%; inflasi 3-4%; konsumsi dan daya beli masyarakat stabil, hingga kondisi Pemilu yang kondusif.
Di sektor motor listrik, di sepanjang 2023, kendaraan listrik yang terjual sebanyak 23.428 unit. Padahal di tahun sebelumnya (2022) jumlahnya 17.198 unit.
Meski begitu, Hari mengaku pertumbuhan segmen motor listrik berbasis masih akan mengalami hambatan-hambatan.
“Standardisasi baterai, pengelolaan limbah baterai, mereduksi harga baterai, meningkatkan daya jangkau baterai, dan ekosistem pengisian baterai, merupakan tantangan-tantangan yang kini dan akan dihadapi,” ujarnya.
Capaian positif yang diraih pasar kendaraan roda dua ternyata tak dialami oleh para produsen kendaraan roda empat. Sekretaris Umum Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), Kukuh Kumara, mengatakan bahwa di tahun 2023 penjualan mobil malah menurun dibanding tahun 2022. Padahal di tahun 2023 banyak sekali APM yang meluncurkan mobil listrik terbaru.
“Ada perlambatan di pasar otomotif nasional karena pada September-Oktober 2023 Amerika Serikat menaikkan suku bunga,” ujar Kukuh pada awak media Selasa (16/1).
Pada tahun 2023, tercatat penjualan mobil secara wholesale (pabrik ke dealer) sejumlah 1.005.802 unit. Angka tersebut turun 4%, dari 1.395.717 unit (-5,1%) di tahun 2022. Sementara penjualan menyentuh 1.048.040 unit dan produksi 1.470.146 kendaraan.
“Tahun ini kami memroyeksikan akan ada penjualan sebesar 1,1 juta kendaraan. Pemilu 2024 diharapkan tidak akan berdampak negatif terhadap industri otomotif. Kalau melihat Pemilu-Pemilu sebelumnya tidak berpengaruh,” kata Kukuh.
Yang menarik, ekspor kendaraan CBU (completely bulid up) pada tahun 2023 naik 6,7% menjadi 505 ribu kendaraan dari 473,6 ribu unit pada tahun 2022. Di mana Filipina, Meksiko dan Vietnam menempati posisi 3 besar negara ekspor, dengan angka 159.121 unit, 56,483 unit, dan 40.241 unit.
Pemegang gelar doktor dari Texas A&M University ini pun menyatakan bahwa pangsa pasar penjualan kendaraan listrik naik 1,7% pada tahun 2023, dari 10 ribu unit menjadi 17 ribu unit.
Kenaikan pangsa pasar penjualan mobil hybrid pun naik, sebesar 5,4% dari 10.344 unit menjadi 54.179 unit.
Sementara penjualan kendaraan ICE (internal combution engine) pada tahun 2023 menguasai 72,6% dari total penjualan kendaraan bermotor nasional, sebesar 729.739 unit. Sedangkan tahun sebelumnya menguasai 82,9 % dengan angka 869.153 unit.
Untuk mobil LCGC (Low Cost and Green Car) yang notabene bermesin ICE mengalami kenaikan menjadi 20,4% dari 15,1%, 204.705 unit vs. 158.206 unit.
“Pasar otomotif kita sangat berpeluang untuk lebih besar dan keluar dari jebakan 1 juta unit per tahun. Ingat, kita punya jumlah penduduk saat ini mencapai 280 juta (2022), rasio kepemilikan mobil masih rendah sekitar 99 mobil per 1000 penduduk, tumbuhnya kelas menengah, beberapa wilayah mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan penghasil komoditi unggulan, serta infrastruktur jalan tol yang terus bertambah (dari 784 kilometer pada tahun 2014 menjadi 2.500 kilometer dengan 66 ruas jalan tol di Pulau Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, serta Sulawesi, per Juni 2022),” papar Kukuh.