OTOJATIM - Melbourne berencana melarang penggunaan e-scooter di kawasan Central Business District (CBD). Wali Kota Nicholas Reece akan mengusulkan penghentian kontrak dengan dua perusahaan penyedia e-scooter, Lime dan Neuron, seperti dilaporkan oleh The Age.
Lime dan Neuron akan diberi waktu 30 hari untuk menarik sekitar 1.500 e-scooter mereka dari kota. Skuter listrik sebelumnya dianggap memberikan solusi mobilitas praktis untuk perjalanan jarak pendek dan mengurangi emisi transportasi.
Namun, dalam beberapa bulan terakhir, e-scooter menuai kritik, tidak hanya di Melbourne tetapi di seluruh Australia. Mereka dianggap berbahaya karena menyebabkan peningkatan jumlah cedera, menghalangi trotoar, dan juga dianggap berisiko kebakaran.
Wali Kota Reece menegaskan ada masalah serius yang harus ditangani. Dia mencatat pelanggaran hukum oleh para pengendara yang membahayakan diri mereka sendiri dan orang lain, serta menimbulkan gangguan di jalanan kota.
Lonjakan tajam jumlah orang yang dirawat di rumah sakit akibat cedera terkait e-scooter juga menjadi perhatian.
Dokter bedah plastik dan rekonstruksi, Anand Ramakrishnan, mengatakan bahwa sekitar empat persen patah tulang wajah yang ia tangani dalam dua tahun terakhir disebabkan oleh kecelakaan e-scooter, dan beberapa di antaranya berdampak besar pada kehidupan korban.
Fenomena ini juga terjadi di Queensland, di mana jumlah kecelakaan e-scooter yang dilaporkan di unit gawat darurat rumah sakit meningkat dua kali lipat dalam dua tahun terakhir. Data dari Jamieson Trauma Institute menunjukkan ada 1.273 kecelakaan terkait e-scooter di tahun 2023, naik 25 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain cedera, para pengendara e-scooter sering kali melanggar hukum. Polisi Victoria mencatat hampir 300 pelanggaran dalam satu hari selama razia di Melbourne pada Mei lalu. Dari jumlah tersebut, 73 pengendara didenda karena mengendarai e-scooter di trotoar.
Masalah lain yang juga menjadi perhatian adalah risiko kebakaran yang ditimbulkan oleh baterai yang digunakan pada e-scooter dan e-bike. Peningkatan jumlah kebakaran akibat baterai ini menjadi prioritas utama pengawas keselamatan Australia tahun ini.
Lime dan Neuron akan diberi waktu 30 hari untuk menarik sekitar 1.500 e-scooter mereka dari kota. Skuter listrik sebelumnya dianggap memberikan solusi mobilitas praktis untuk perjalanan jarak pendek dan mengurangi emisi transportasi.
Namun, dalam beberapa bulan terakhir, e-scooter menuai kritik, tidak hanya di Melbourne tetapi di seluruh Australia. Mereka dianggap berbahaya karena menyebabkan peningkatan jumlah cedera, menghalangi trotoar, dan juga dianggap berisiko kebakaran.
Wali Kota Reece menegaskan ada masalah serius yang harus ditangani. Dia mencatat pelanggaran hukum oleh para pengendara yang membahayakan diri mereka sendiri dan orang lain, serta menimbulkan gangguan di jalanan kota.
Lonjakan tajam jumlah orang yang dirawat di rumah sakit akibat cedera terkait e-scooter juga menjadi perhatian.
Dokter bedah plastik dan rekonstruksi, Anand Ramakrishnan, mengatakan bahwa sekitar empat persen patah tulang wajah yang ia tangani dalam dua tahun terakhir disebabkan oleh kecelakaan e-scooter, dan beberapa di antaranya berdampak besar pada kehidupan korban.
Fenomena ini juga terjadi di Queensland, di mana jumlah kecelakaan e-scooter yang dilaporkan di unit gawat darurat rumah sakit meningkat dua kali lipat dalam dua tahun terakhir. Data dari Jamieson Trauma Institute menunjukkan ada 1.273 kecelakaan terkait e-scooter di tahun 2023, naik 25 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain cedera, para pengendara e-scooter sering kali melanggar hukum. Polisi Victoria mencatat hampir 300 pelanggaran dalam satu hari selama razia di Melbourne pada Mei lalu. Dari jumlah tersebut, 73 pengendara didenda karena mengendarai e-scooter di trotoar.
Masalah lain yang juga menjadi perhatian adalah risiko kebakaran yang ditimbulkan oleh baterai yang digunakan pada e-scooter dan e-bike. Peningkatan jumlah kebakaran akibat baterai ini menjadi prioritas utama pengawas keselamatan Australia tahun ini.