OTOJATIM - Keselamatan di jalan menjadi prioritas utama Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Kementerian Perhubungan. Untuk mewujudkan hal tersebut, BPTJ menyelenggarakan "Pelatihan Tata Cara Pengereman di Turunan untuk Angkutan Barang" pada 18-19 November 2024. Pelatihan ini merupakan agenda rutin tahunan yang ditujukan bagi pengemudi angkutan barang dan perwakilan perusahaan operatornya.
Pelatihan tata cara pengereman di turunan untuk angkutan barang oleh BPTJ, bekerja sama dengan KyFU dan MIROS |
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang teknik pengereman yang tepat, terutama di jalan menurun, guna menekan angka kecelakaan yang kerap terjadi akibat kegagalan sistem pengereman.
Pelatihan dibuka oleh Plt. Direktur Angkutan BPTJ, Solihin Purwantara. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya penerapan standar keselamatan dalam setiap perjalanan angkutan berat.
“Pelatihan ini kami adakan untuk menurunkan tingkat kecelakaan, terutama akibat rem blong. Kami selalu menekankan agar tidak ada toleransi terhadap risiko terjadinya kecelakaan,” ujarnya dengan tegas.
Pelatihan batch kedua dan ketiga ini diikuti oleh 44 pengemudi dari 25 perusahaan operator angkutan barang. Peserta diharapkan menjadi agen perubahan dengan membagikan ilmu tentang tata cara pengereman yang aman kepada rekan pengemudi lainnya.
PT Karya Fajar Ultima (KyFU): Pilar Keselamatan Jalan di ASEAN
BPTJ kembali menggandeng PT Karya Fajar Ultima (KyFU) sebagai pelaksana pelatihan. Direktur Utama KyFU, Wawan Prastowo, mengungkapkan apresiasinya atas kepercayaan yang terus diberikan oleh BPTJ.
Adrianto S. Wiyono, Advisor KyFU, memberikan penjelasan pada pelatihan keselamatan berkendara BPTJ dan MIROS |
“Terima kasih atas kepercayaan BPTJ dan dukungan dari berbagai pihak seperti KNKT, Malaysian Institute of Road Safety Research (MIROS), Duta Trans, Lido Lake Resort, Prima Wijaya Indah Transportasi (PWI), serta media partner. KyFU berkomitmen mendukung keselamatan jalan, baik di Indonesia maupun ASEAN,” ujarnya.
Pelatihan dibagi menjadi dua sesi, yakni sesi kelas dan sesi lapangan. Materi yang diberikan mencakup filosofi mengemudi berkeselamatan, teknik pemeriksaan kendaraan, hingga cara pengereman yang aman di jalan menurun.
Tantangan Mengubah Kebiasaan Pengemudi
Adrianto S. Wiyono, Advisor KyFU, menjelaskan bahwa mengajarkan keselamatan berkendara memiliki tantangan tersendiri.
“Setiap pengemudi sudah memiliki pemahaman dasar yang sering kali sulit diubah. Maka dari itu, pelatihan ini fokus pada pembentukan kebiasaan baru yang lebih aman,” ujarnya.
Peserta pelatihan pengereman angkutan barang sedang mengikuti sesi praktik di lapangan |
Direktur Operasional KyFU, Adhie Faizal, juga menyampaikan teknik pengereman yang aman. Menurutnya, penggunaan rem pedal secara terus-menerus di jalan menurun berisiko menyebabkan rem blong akibat brake fading atau vapor lock.
“Utamakan penggunaan exhaust brake (rem knalpot) dengan menjaga putaran mesin pada 1500-2000 rpm. Selain itu, pengemudi juga harus melakukan pemeriksaan akhir kendaraan sebelum keberangkatan, bukan hanya mengandalkan mekanik,” tambah Adhie yang juga merupakan tim ahli KNKT.
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk KNKT dan MIROS, yang berkomitmen untuk menciptakan standar keselamatan jalan yang lebih baik. Dengan pelatihan ini, BPTJ berharap para pengemudi angkutan barang semakin terampil dan sadar akan pentingnya keselamatan, sehingga angka kecelakaan di jalan menurun dapat ditekan secara signifikan.
Pelatihan seperti ini membuktikan bahwa kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan konsultan keselamatan mampu menciptakan dampak positif, baik di tingkat nasional maupun regional. Upaya ini sejalan dengan visi menciptakan transportasi yang lebih aman bagi semua pengguna jalan.