OTOJATIM — Di tengah gemerlap Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025, BAIC Indonesia mengukir langkah baru dalam perjalanan komitmennya terhadap negeri. Hari ini, di panggung JIEXPO Kemayoran, perusahaan otomotif asal Tiongkok itu mengumumkan kerja sama strategis dengan Tim Indonesia di bawah naungan Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia). Kolaborasi ini bukan sekadar urusan mesin dan roda, melainkan ikrar untuk mendorong denyut prestasi anak bangsa di ajang multievent internasional.
![]() |
BAIC BJ40 Plus dan X55 II dengan official Tim Indonesia di ajang IIMS 2025 |
Sejak mendarat di Indonesia, BAIC tak hanya membangun pabrik atau memasarkan mobil. Mereka merajut diri sebagai bagian dari nadi kemajuan negeri, merambah dari sektor industri hingga olahraga. "Kami melihat paralelisme antara dunia otomotif dan olahraga. Keduanya membutuhkan build quality yang kokoh, ketekunan berlatih ribuan jam, serta mental baja untuk mencapai puncak," ujar Dhani Yahya, Chief Operating Officer BAIC Indonesia, dalam pidato yang disambut riuh tepuk tangan (18 Februari 2025).
Dari Sirkuit ke Gelanggang Dunia
Inisiatif BAIC dalam dunia olahraga nasional ibarat rangkaian episodik yang terencana. Juli 2024 lalu, mereka menjadi sponsor Dewa United. Beberapa pekan kemudian, dukungan mengalir ke tim balap DEXC Racing yang berlaga di ajang motorsport internasional. Kini, langkah itu berevolusi menjadi komitmen jangka panjang melalui kerja sama dengan NOC Indonesia.Dua unit kendaraan BAIC—BJ40 Plus dan X55 II—diserahkan sebagai kendaraan operasional resmi Tim Indonesia. Pilihan pada dua model ini bukan tanpa alasan. BJ40 Plus dengan desain tangguh merepresentasikan ketahanan atlet, sementara X55 II yang elegan mencerminkan presisi gerak. "Mobil-mobil ini akan menemani perjalanan para pejuang merah putih, dari persiapan hingga pulang membawa medali," tambah Dhani.
Olahraga sebagai Bahasa Pemersatu
Raja Sapta Oktohari, Ketua Umum NOC Indonesia, menyambut hangat kolaborasi ini. "Ini bukan sekadar transaksi sponsorship, melainkan investasi sosial yang menumbuhkan optimisme. BAIC telah menunjukkan bahwa kemajuan industri bisa sejalan dengan pengembangan SDM unggul," ujarnya.Anggota Komite Olimpiade Asia itu menekankan pentingnya sinergi segitiga antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. "Kami percaya kolaborasi dengan BAIC akan menjadi katalisator bagi perusahaan lain untuk turut berkontribusi. Olahraga adalah cermin kebanggaan nasional," tegas Okto.
Dukungan Nyata untuk Para Pejuang
Richard Sam Bera, Direktur Utama Tim Indonesia sekaligus perenang Olympian, mengungkapkan dampak langsung kerja sama ini. "Dukungan BAIC sudah terasa di Asian Winter Games Harbin 2025. Logistik yang lancar berkat kendaraan operasional memungkinkan atlet fokus pada persiapan teknis," kisahnya.Tahun 2025 menjadi tahun sibuk bagi kontingen merah putih. Setelah AWG Harbin, mereka akan berturut-turut menghadapi Asian Youth Games di Bahrain (Oktober), Islamic Solidarity Games di Arab Saudi (November), dan SEA Games Bangkok (Desember). "Setiap event adalah babak baru untuk membuktikan bahwa Indonesia bisa bersaing secara global," imbuh Richard.
Investasi di Balik Setir
Bagi BAIC, kerja sama ini merupakan bagian dari strategi nation branding. "Kami tidak hanya membangun pabrik, tapi juga memupuk rasa percaya diri bangsa. Setiap kemenangan atlet Indonesia adalah kemenangan kita semua," papar Dhani Yahya.Komitmen BAIC di Indonesia memang layak diapresiasi. Sejak 2022, mereka telah menanamkan investasi senilai Rp 5 triliun untuk pabrik perakitan di Cikarang. Kini, melalui kanal olahraga, mereka memperkuat posisi sebagai perusahaan yang tak hanya menjual mobil, tapi juga turut merawat mimpi-mimpi besar anak negeri.
Menuju Garis Finish Prestasi
Kerja sama BAIC dengan Tim Indonesia ibarat dua mesin yang saling menyuplai bahan bakar. Di satu sisi, atlet mendapatkan dukungan logistik berstandar internasional. Di sisi lain, BAIC memperkuat positioning sebagai merek yang memahami aspirasi generasi muda Indonesia.Seperti kata pepatah lama, "gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang." BAIC melalui langkah ini sedang mengukir legacy-nya—bukan hanya sebagai pemain otomotif, tapi sebagai bagian dari sejarah olahraga nasional. Kini, tinggal menunggu dentuman peluit start di arena internasional, di mana darah juang atlet Indonesia akan dipertautkan dengan ketangguhan mesin BAIC.