Menyelami Masa Depan: Light of ASEAN dan Pesonanya yang Memikat di IIMS 2025
![]() |
Billy John, Sekjen WBiC kagum akan desain kursi depan dari Light of ASEAN yang terlihat seperti melayang |
Pintu Camar: Saat Seni Bertemu Teknologi
Desain pertama yang menyita perhatian adalah pintu gull-wing yang membuka ke atas, seperti sayap camar yang sedang mengembangkan keanggunannya. Rachmat Dwibiyanthoro, Ketua Chapter WEVI Jakarta, tak bisa menyembunyikan decak kagum. “Pas pintunya kebuka ke atas, itu wow sih. Bikin orang pasti pada nengok. Ternyata Wuling bisa juga ya bikin mobil konsep keren kayak gini,” ujarnya, matanya berbinar. Pintu itu bukan sekadar estetika, melainkan simbol inovasi yang mengundang dialog antara manusia dan mesin.
Kabin Tanpa Gravitasi: Ruang yang Menghipnosis
Masuk ke dalam, para komunitas disambut oleh interior yang seolah melampaui zaman. Zero Gravity Dual Mode Cabin menghadirkan kursi depan yang terlihat melayang, seakan lepas dari belenggu gravitasi. Billy John, Sekjen WBiC, menggambarkannya dengan antusias: “Kursi depannya seakan-akan melayang gitu. Bener-bener serasa lagi mengintip masa depan.” Ruang kabin yang terpisah antara pengemudi dan penumpang bukan hanya soal privasi, tetapi juga kenyamanan yang dipahat dengan presisi. Setiap sudut kabin adalah kanvas tempat teknologi dan seni bersatu, menciptakan atmosfer futuristik yang santai, namun penuh makna.
Eksterior: Garis-Garis yang Bercerita
Di luar, Light of ASEAN bercerita melalui garis aerodinamis yang tajam dan dinamis. Desain cross-star cone di bagian depan, diperkuat oleh lampu LED ramping, menciptakan karakter garang sekaligus elegan. Bagian belakangnya tak kalah memukau: sayap melayang yang bukan hanya pemanis, tetapi juga peningkat stabilitas. Anton, Ketua Umum WEVIC, menjadikannya bucket list: “Eksteriornya musti dilihat langsung. Depan dan belakang selaras, seperti alur cerita yang sempurna.”
Teknologi Aerodinamika: Mengukir Angin dengan 0.18Cd
Di balik keindahan, teknologi Ultra-Low Aerodynamic Drag (0.18Cd) menjadi jiwa mobil ini. Hambatan angin yang hampir tak terasa bukan sekadar angka, tetapi janji efisiensi energi dan performa optimal. Inilah bukti Wuling tak hanya bermimpi tentang masa depan, tetapi juga mewujudkannya dengan presisi.
Light of ASEAN: Dari Nanning ke Jakarta
Mobil konsep ini pertama kali mengudara di Pameran Ekonomi ASEAN ke-21 di Nanning, China (September 2024). Kehadirannya di IIMS 2025 adalah debut perdana di Indonesia, sekaligus penguatan komitmen Wuling di pasar ASEAN. “Light of ASEAN adalah cerminan identitas regional kami. Ini bukan hanya mobil, tetapi simbol kolaborasi teknologi dan budaya,” tegas perwakilan Wuling.
IIMS 2025: Panggung Bagi Para Visioner
Bagi pengunjung yang ingin menyentuh masa depan, Light of ASEAN bisa disaksikan di booth Wuling Hall D2 JIEXPO hingga 23 Februari 2025. Pameran ini bukan sekadar ajang pamer produk, tetapi ruang di mana imajinasi dan realitas bersalaman.