Mudik Ramah Lingkungan Makin Nyaman: PLN Hadirkan 1.000 SPKLU di Jalur Trans Jawa-SumatraOTOJATIM - Di tengah persiapan arus mudik yang semakin ramah lingkungan, PT PLN (Persero) mengukuhkan komitmennya sebagai pionir infrastruktur kendaraan listrik (EV) di Indonesia.
 |
| Direktur Retail dan Niaga PLN, Edi Srimulyanti (kedua dari kanan) didampingi oleh Executive Vice President Penjualan dan Pelayanan Pelanggan Retail PLN, Daniel Lestanto (kiri), General Manager PLN Unit Induk Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (UIW S2JB), Adhi Herlambang (kedua dari kiri), dan Senior Manager Niaga dan Manajemen Pelanggan, Yasnedi (kanan) melakukan simulasi pengisian daya mobil listrik di Rest Area KM. 56A Tol Indralaya - Prabumulih, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, pada Senin (3/3). |
Menyambut Idul Fitri 1446 H, perseroan menyiagakan 1.000 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di jalur mudik Trans Jawa-Sumatra. Tersebar di 615 titik strategis, layanan ini diperkuat personel siaga 24 jam nonstop, menjawab proyeksi lonjakan pemudik EV hingga 500% tahun ini.
Edi Srimulyanti, Direktur Retail dan Niaga PLN, menegaskan bahwa persiapan ini bukan sekadar respons temporal. "Ini adalah langkah strategis untuk mendorong ekosistem EV nasional. Dari total 3.529 SPKLU yang dioperasikan bersama mitra, kami fokuskan 1.000 unit di koridor mudik sebagai bentuk antisipasi kenaikan signifikan pengguna EV," ujarnya.
Data terakhir menunjukkan, pemudik EV diprediksi mencapai 21.570 kendaraan—naik drastis dari 4.314 unit pada 2023.
Pemetaan Titik Rawan Bebas Khawatir
Tak hanya mengandalkan jumlah, PLN melakukan asesmen mendalam untuk memetakan titik rawan kemacetan dan daerah dengan potensi antrean tinggi. Hasilnya, sebanyak 12 unit SPKLU mobile disiagakan sebagai "penjaga terakhir" bagi pemudik yang kehabisan daya di tengah perjalanan.
"Ini solusi fleksibel untuk meminimalkan risiko. SPKLU mobile akan berpatroli di ruas-ruas vital seperti Cikampek, Palimanan, hingga Solo," tambah Edi.
Distribusi SPKLU di luar jalur mudik pun menunjukkan pemerataan infrastruktur EV. Sumatra memiliki 431 unit, Jawa 2.448 unit, Bali 166 unit, disusul Kalimantan (215), Sulawesi (145), Nusa Tenggara (72), Maluku (26), dan Papua (26). Angka ini menjadi penanda bahwa transformasi energi tak hanya berpusat di kota besar.
Teknologi sebagai Tulang Punggung Layanan
Di balik layanan fisik, PLN menghadirkan inovasi digital melalui aplikasi PLN Mobile. Fitur Electric Vehicle Digital Services (EVDS) memungkinkan pengguna melacak SPKLU terdekat secara real-time, sementara Trip Planner membantu merancang rute perjalanan dengan rekomendasi titik pengisian optimal.
"Kami ingin memastikan pengguna EV tak lagi dibayangi range anxiety. Dengan teknologi ini, mereka bisa fokus menikmati perjalanan," jelas Edi.
Fitur tersebut telah diuji coba pada skenario perjalanan Jakarta-Surabaya. Hasilnya, sistem mampu memberikan rekomendasi pengisian daya di 4-5 titik SPKLU dengan durasi istirahat 30-45 menit per sesi—sesuai kebutuhan baterai rata-rata EV.
Kesiapan PLN ini bukan sekadar urutan angka dan teknologi. Lebih dari itu, ini adalah upaya mengubah paradigma masyarakat tentang mobilitas berkelanjutan.
"Mudik dengan EV harus menjadi kebanggaan, bukan beban. Kami ingin tradisi pulang kampung tetap lestari, tapi dengan cara yang selaras dengan semangat dekarbonisasi," tegas Edi.
Dukungan ini sejalan dengan peta jalan pemerintah yang menargetkan 2 juta unit EV roda empat pada 2025. Dengan rata-rata pertumbuhan pengguna EV 400% per tahun, kehadiran SPKLU masif di jalur mudik menjadi ujian penting bagi kesiapan infrastruktur nasional.
Lebih lanjut, Edi menyampaikan pesan optimistis: "Ini baru awal. Setiap kilometer yang ditempuh pemudik EV tahun ini adalah bukti bahwa Indonesia serius menuju transisi energi. PLN siap menjadi garda terdepan."
Dengan langkah ini, mudik tak lagi sekadar ritual tahunan, tapi juga menjadi bagian dari narasi besar transformasi energi Indonesia—satu colokan listrik demi langit yang lebih biru.
